Evaluasi Tahun 2025 Program ICWRMIP DAS Citarum, ADB dan hak Keadilan Masyarakat Sipil ?
Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) di Wilayah Sungai Citarum melibatkan berbagai aspek dan perspektif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sipil dan Asian Development Bank (ADB). Berikut adalah evaluasi dari sudut pandang tersebut:
Evaluasi dari Masyarakat Sipil:
* Keterlibatan dan Partisipasi: Masyarakat sipil seringkali menyoroti kurangnya pelibatan yang bermakna dalam perencanaan dan implementasi PSDAT. Keputusan sering dianggap top-down, dengan masukan dari masyarakat lokal dan organisasi non-pemerintah (Ornop) tidak diakomodasi secara memadai.
* Transparansi dan Akuntabilitas: Isu transparansi terkait anggaran proyek, proses pengadaan, dan pemantauan implementasi menjadi perhatian utama. Masyarakat sipil seringkali kesulitan mengakses informasi yang relevan dan meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terkait.
* Dampak Sosial dan Lingkungan: Ornop dan komunitas lokal seringkali vokal mengenai dampak sosial seperti penggusuran, hilangnya mata pencaharian tradisional (pertanian, perikanan), serta dampak lingkungan seperti kerusakan ekosistem, pencemaran yang berkelanjutan, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Mereka mempertanyakan apakah manfaat pembangunan seimbang dengan biaya sosial dan lingkungan yang ditanggung.
* Keadilan dan Pemerataan: Masyarakat sipil sering memperjuangkan keadilan dalam akses dan pemanfaatan sumber daya air. Mereka menyoroti bagaimana industrialisasi dan pembangunan infrastruktur terkadang mengorbankan kebutuhan air masyarakat rentan dan ekosistem.
* Efektivitas Program: Beberapa Ornop mempertanyakan efektivitas program PSDAT yang diinisiasi, apakah benar-benar mengatasi akar permasalahan pencemaran dan degradasi Sungai Citarum, atau hanya fokus pada solusi teknis jangka pendek.
* Keberlanjutan: Masyarakat sipil menekankan pentingnya keberlanjutan jangka panjang dalam pengelolaan sumber daya air, termasuk aspek konservasi, restorasi ekosistem, dan perubahan perilaku masyarakat.
Evaluasi dari Asian Development Bank (ADB):
* Komitmen terhadap PSDAT: ADB telah menjadi salah satu mitra utama dalam mendukung inisiatif PSDAT di Sungai Citarum melalui berbagai program pinjaman dan bantuan teknis, seperti Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMIP).
* Fokus pada Aspek Teknis dan Kelembagaan: Evaluasi ADB cenderung fokus pada perbaikan infrastruktur, peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah dalam pengelolaan air, dan pengembangan kebijakan serta regulasi terkait PSDAT.
* Target dan Indikator Keberhasilan: ADB menetapkan target dan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan program, seperti peningkatan kualitas air, peningkatan keandalan pasokan air, dan perbaikan tata kelola air.
* Evaluasi Internal: ADB secara internal melakukan evaluasi terhadap program-program yang mereka danai untuk mengidentifikasi pelajaran yang dapat dipetik dan meningkatkan efektivitas di masa depan. Beberapa laporan evaluasi menunjukkan hasil yang beragam dan mengidentifikasi tantangan dalam implementasi.
* Kemitraan dengan Pemerintah: ADB bekerja erat dengan pemerintah Indonesia di berbagai tingkatan dalam merancang dan melaksanakan program PSDAT. Keberhasilan program sangat dipengaruhi oleh komitmen dan kapasitas pemerintah.
* Perhatian terhadap Dampak Sosial dan Lingkungan (dengan catatan): Meskipun ADB memiliki kerangka kerja safeguards untuk memastikan bahwa proyek-proyek mereka tidak menimbulkan dampak sosial dan lingkungan yang merugikan, implementasinya di lapangan terkadang menghadapi tantangan dan kritik dari masyarakat sipil.
Hubungan antara Masyarakat Sipil dan ADB dalam Konteks PSDAT Citarum:
* Potensi Kolaborasi: Terdapat potensi besar untuk kolaborasi yang lebih erat antara masyarakat sipil dan ADB. Ornop dapat memberikan perspektif akar rumput, pengetahuan lokal, dan memantau dampak program di lapangan, sementara ADB memiliki sumber daya finansial dan keahlian teknis.
* Tantangan Komunikasi dan Kepercayaan: Terkadang terdapat tantangan dalam komunikasi dan membangun kepercayaan antara kedua pihak. Masyarakat sipil mungkin melihat ADB terlalu fokus pada agenda pemerintah, sementara ADB mungkin menganggap Ornop terlalu kritis atau kurang memahami kompleksitas proyek.
* Mekanisme Partisipasi: Penting untuk mengembangkan mekanisme partisipasi yang lebih efektif dan inklusif yang memungkinkan masyarakat sipil untuk memberikan masukan yang berarti dalam seluruh siklus proyek PSDAT.
* Transparansi Informasi: Peningkatan transparansi informasi dari ADB kepada masyarakat sipil akan membantu membangun kepercayaan dan memungkinkan pengawasan yang lebih baik.
Kesimpulan:
Evaluasi PSDAT di Wilayah Sungai Citarum menunjukkan adanya perbedaan perspektif antara masyarakat sipil dan ADB. Masyarakat sipil cenderung menekankan aspek partisipasi, transparansi, dampak sosial-lingkungan, dan keadilan, sementara ADB lebih fokus pada aspek teknis, kelembagaan, dan pencapaian target program. Untuk pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif dan berkelanjutan di Citarum, diperlukan peningkatan dialog, kolaborasi yang lebih erat, dan mekanisme partisipasi yang bermakna antara semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sipil, pemerintah, dan ADB. Hal ini akan membantu memastikan bahwa program-program PSDAT tidak hanya efektif secara teknis tetapi juga adil secara sosial dan berkelanjutan secara lingkungan.
Komentar
Posting Komentar