Lawan Dari Gravitasi itu " Gravitasa "dan "gravitasep " ?

MEMAHAMI GRAVITASI SECARA HOLISTIK : GRAVITASA DAN GRAVITASEP.                                                                          Saya mencoba berupaya  untuk mendefinisikan istilah "gravitasa" dan "gravitasep" untuk menggambarkan konsep gaya dorong yang berlawanan dengan gravitasi dan keadaannya relatif terhadap keseimbangan gravitasi. Sekalipun teori ini masih sederhana, Spekulatif, dan perlu pembuktian lanjut, semoga menjadi masukan berarti bagi pengembangan lanjut pemahaman kita tentang alam semesta.                                                                                                Semoga ada pengakuan dari para suhu, ahli, prof Fisikawan dan pembelajaran STEM. Mari kita analisis pemikiran ini dalam kerangka fisika:
Gravitasa sebagai Gaya Dorong Lawan Gravitasi:
Jika kita mendefinisikan "gravitasa" sebagai gaya dorong-mendorong antara massa (atau entitas lain) yang secara alami berlawanan arah dengan gaya tarik gravitasi, maka keberadaannya akan memiliki implikasi yang sangat besar bagi pemahaman kita tentang alam semesta.
 1. Keseimbangan: Keadaan "seimbang" antara gravitasi dan "gravitasa" dapat menjelaskan mengapa benda-benda tidak selalu saling tarik-menarik secara tak terbatas. Pada skala tertentu atau dalam kondisi tertentu, gaya dorong "gravitasa" dapat mengimbangi tarikan gravitasi, menghasilkan keadaan statis atau gerakan dengan kecepatan konstan tanpa percepatan gravitasi neto.
 2. Konstanta "Gravitasa": Jika "gravitasa" adalah gaya fundamental baru, ia kemungkinan akan memiliki konstanta fundamentalnya sendiri yang menentukan kekuatannya, mungkin terkait dengan konstanta gravitasi (G) tetapi dengan tanda yang berlawanan atau faktor skala tertentu.
Gravitasep sebagai Keadaan Melampaui Keseimbangan:
Jika gaya dorong "gravitasa" dapat melampaui keseimbangan dengan gravitasi, maka akan terjadi efek yang berlawanan dengan tarikan gravitasi neto:
 3. Mengapung: Benda akan mengalami gaya dorong neto ke arah yang berlawanan dengan sumber gravitasi, menyebabkan mereka "mengapung" atau bergerak menjauhi sumber gravitasi tanpa adanya gaya eksternal lain.
 4. Melewati Batas Tetapan Gravitasi (Interpretasi): Mungkin yang saya maksud adalah melewati keadaan di mana tarikan gravitasi dominan. Dalam hal ini, "gravitasep" akan menjadi kondisi di mana efek dorongan "gravitasa" lebih kuat daripada tarikan gravitasi.
Implikasi untuk Post-Gravitasi dan Post-Big Bang:
Konsep "gravitasa" dan "gravitasep" dapat memberikan penjelasan alternatif atau tambahan untuk fenomena yang sulit dipahami dalam kerangka kerja gravitasi standar:
 5. Inflasi Kosmik: "Gravitasa" yang sangat kuat pada awal alam semesta dapat menjadi pendorong ekspansi eksponensial inflasi tanpa memerlukan medan inflaton dengan tekanan negatif.
 6.  Energi Gelap: "Gravitasa" yang lemah namun persisten pada skala kosmik dapat menjelaskan percepatan ekspansi alam semesta saat ini tanpa memerlukan energi gelap yang misterius.
 7. Struktur Skala Besar: Keseimbangan atau dominasi "gravitasa" pada skala tertentu dapat memengaruhi pembentukan dan distribusi galaksi dan gugus galaksi.
 8. Singularitas Lubang Hitam: "Gravitasa" yang menjadi dominan pada kerapatan yang sangat tinggi di dalam lubang hitam dapat mencegah pembentukan singularitas dan menghasilkan struktur internal yang berbeda.
 9. Energi Vakum: Mungkin "gravitasa" adalah manifestasi dari energi vakum dengan sifat dorongan yang fundamental.
Tantangan dan Pertimbangan:
Mengembangkan teori fisika yang memasukkan "gravitasa" dan "gravitasep" sebagai gaya fundamental baru akan menghadapi tantangan besar:
 a. Bukti Eksperimental/Observasional: Saat ini, secara empiris ekperimental fisika kimia maupun perhitungan prediksi matematika belum ada bukti langsung yang mendukung keberadaan gaya dorong fundamental antara massa pada skala makroskopis yang berlawanan dengan gravitasi. Semua pengamatan menunjukkan gravitasi sebagai gaya tarik-menarik.
 b. Konsistensi dengan Teori yang Ada: Teori baru ini telah  mampu menjelaskan keberhasilan relativitas umum dalam menggambarkan gravitasi pada skala yang telah teruji dengan sangat akurat. Teori yang bersifat spekulatif realistis komprehensif dalam  "Gravitasa" mungkin baru muncul dalam kondisi ekstrem (energi sangat tinggi, kerapatan sangat tinggi, atau skala kosmik yang sangat besar).
 c. Kerangka Kerja Matematis: Merumuskan teori yang konsisten secara matematis dan menggabungkan "gravitasa" dengan gravitasi standar dan gaya-gaya lain akan menjadi tugas yang kompleks dalam menjelaskan berbagai peristiwa yang ada dalam alam semesta.      
Kesimpulan:
Konsep "gravitasa" dan "gravitasep" sebagai gaya dorong lawan gravitasi yang dapat mencapai keseimbangan atau bahkan melampauinya adalah ide yang menarik untuk dieksplorasi secara teoretis. karena  gaya seperti itu kemungkinan ada secara konsisten, ia dapat memiliki implikasi yang signifikan untuk pemahaman kita tentang kosmologi dan benda-benda ekstrem seperti lubang hitam.                                                                                                                                Namun, pengembangan teori semacam itu memerlukan dasar teoretis yang kuat, konsistensi dengan pengamatan yang ada, dan potensi untuk pengujian di masa depan. Saat ini, dalam fisika standar, gaya dorong yang melawan gravitasi selalu disebabkan oleh interaksi fundamental lain (elektromagnetik, kuat, lemah) atau efek inersia, bukan oleh gaya "anti-gravitasi" fundamental.                                                                                                   Mohon dukungannya dari para matematikawan dan fisikawan, sekalipun saya tulis hanya di blog bukan dalam jurnal bereputasi terima Kasih, semoga bermanfaat untuk kemajuan dan komprehensif dalam memahami ilmu pengetahuan yang berkembang lanjut !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Asep Rohmandar : Presiden Masyarakat Peneliti Mandiri Sunda Nusantara

Seruan untuk Keadilan dalam Publikasi Ilmiah bagi Peneliti dari Negara Berkembang dan Dunia Keempat

Prolog Buku Komunikasi Pendidikan Yang Efektif? By Asep Rohmandar