Mahzab Pikiranku Ekonomi Pendidikan?

Mazhab Ekonomi Pendidikan dalam tautan logika matematika C.F. Gellert dan logika matematika Euklides.                                                                                                                Ketika Ditanya Kamu Mahzab Ekonomi Bagaimana? Tentu saya akan menjawab begini
dan menjelaskan secara makro saja, mari kita telaah lebih dalam mengenai mazhab Ekonomi Pendidikan dalam tautan logika matematika C.F. Gellert dan logika matematika Euklides. Ini adalah topik yang menarik karena menggabungkan dua disiplin ilmu yang berbeda namun memiliki potensi untuk saling memperkaya.
Memahami Mazhab Ekonomi Pendidikan
Mazhab Ekonomi Pendidikan pada dasarnya adalah pendekatan dalam ilmu ekonomi yang menganalisis aspek-aspek pendidikan menggunakan prinsip dan metodologi ekonomi. Fokus utamanya adalah pada:
 1. Investasi Sumber Daya Manusia: Pendidikan dipandang sebagai investasi dalam modal manusia (human capital) yang dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
 2. Pengambilan Keputusan: Menganalisis bagaimana individu, keluarga, dan pemerintah membuat keputusan terkait pendidikan, seperti tingkat pendidikan yang dipilih, alokasi sumber daya, dan partisipasi.
 3. Efisiensi dan Efektivitas: Mengevaluasi efisiensi penggunaan sumber daya dalam sistem pendidikan dan efektivitas berbagai intervensi kebijakan pendidikan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
 4. Pasar Pendidikan: Memahami dinamika pasar pendidikan, termasuk penawaran dan permintaan, persaingan antar institusi, dan peran informasi.
Tautan dengan Logika Matematika C.F. Gellert
Christian Fürchtegott Gellert (1715-1769) adalah seorang filsuf dan penulis Jerman yang juga memberikan kontribusi pada bidang logika. Logika Gellert, meskipun tidak seformal logika matematika modern, menekankan pada kejelasan, ketertiban, dan penalaran yang sistematis. Beberapa aspek dari pemikirannya yang mungkin relevan dengan mazhab Ekonomi Pendidikan adalah:
 1. Analisis Konsep yang Jelas: Gellert menekankan pentingnya mendefinisikan konsep secara jelas dan menghindari ambiguitas. Dalam Ekonomi Pendidikan, ini relevan dalam mendefinisikan istilah-istilah seperti "modal manusia," "tingkat pengembalian pendidikan," atau "kualitas pendidikan" secara operasional dan terukur.
 2. Penalaran Deduktif: Gellert menghargai penalaran deduktif, di mana kesimpulan ditarik dari premis-premis yang dianggap benar. Dalam konteks Ekonomi Pendidikan, ini bisa berarti membangun model-model teoritis berdasarkan asumsi-asumsi yang jelas untuk kemudian menurunkan implikasi-implikasi kebijakan.
 3. Sistematisasi Pengetahuan: Gellert berusaha untuk mengorganisir pengetahuan secara sistematis. Dalam Ekonomi Pendidikan, ini tercermin dalam upaya untuk membangun kerangka kerja teoritis yang koheren untuk memahami berbagai fenomena terkait pendidikan dan ekonomi.
Tautan dengan Logika Matematika Euklides
Euklides (sekitar 300 SM) adalah seorang matematikawan Yunani kuno yang terkenal dengan karyanya Elemen, yang menjadi dasar bagi geometri selama berabad-abad. Pendekatan Euklides yang sangat berpengaruh adalah metode aksiomatik-deduktif. Ini melibatkan:
 1. Aksioma (Postulat) dan Definisi: Memulai dengan sejumlah kecil pernyataan dasar yang diterima tanpa pembuktian (aksioma atau postulat) dan definisi yang jelas dari istilah-istilah yang digunakan.
 2. Teorema: Membuktikan pernyataan-pernyataan lain (teorema) secara logis berdasarkan aksioma dan definisi menggunakan aturan-aturan inferensi yang ketat.
Bagaimana logika matematika Euklides dapat ditautkan dengan mazhab Ekonomi Pendidikan?
 3. Pembentukan Model Formal: Pendekatan aksiomatik-deduktif Euklides dapat menjadi inspirasi untuk membangun model-model formal dalam Ekonomi Pendidikan. Model-model ini akan dimulai dengan asumsi-asumsi yang jelas (analog dengan aksioma) tentang perilaku individu, fungsi produksi pendidikan, atau mekanisme pasar.
 4. Penalaran Deduktif yang Ketat: Seperti dalam geometri Euklides, kesimpulan dan prediksi dalam model Ekonomi Pendidikan harus diturunkan secara logis dari asumsi-asumsi yang ditetapkan. Ini membantu memastikan konsistensi internal dan menghindari kesimpulan yang tidak didukung oleh premis.
 5. Struktur Teoretis yang Koheren: Upaya untuk membangun teori Ekonomi Pendidikan yang terstruktur dan koheren, di mana berbagai konsep dan hubungan saling terkait melalui logika deduktif, dapat dipandang sebagai aplikasi prinsip-prinsip Euklides.
Mengintegrasikan Kedua Logika dalam Mazhab Ekonomi Pendidikan
Menggabungkan wawasan dari logika Gellert dan logika Euklides dalam mazhab Ekonomi Pendidikan dapat menghasilkan pendekatan yang kuat:
 6. Kejelasan Konseptual (Gellert): Memastikan bahwa konsep-konsep kunci dalam Ekonomi Pendidikan didefinisikan dengan jelas dan tidak ambigu.
 7. Pembentukan Asumsi yang Jelas (Euklides): Mengidentifikasi dan menyatakan asumsi-asumsi dasar yang mendasari model-model ekonomi pendidikan secara eksplisit.
 8. Penalaran Deduktif yang Sistematis (Gellert & Euklides): Menggunakan logika deduktif secara sistematis untuk menurunkan implikasi-implikasi teoretis dan prediksi dari asumsi-asumsi yang ditetapkan.
 9. Pembuktian dan Validasi (Euklides): Meskipun pembuktian dalam ilmu ekonomi berbeda dengan matematika, prinsip untuk menguji validitas model dan kesimpulan berdasarkan data empiris tetap penting. Ini dapat dilihat sebagai analogi dengan pembuktian teorema dalam matematika.
 10. Struktur Teoretis yang Koheren (Gellert & Euklides): Membangun kerangka kerja teoretis yang terorganisir dengan baik, di mana berbagai elemen saling terkait secara logis.
Contoh Potensial
Misalnya, dalam membangun model tentang pengaruh investasi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi, seorang peneliti dapat:
 a. Mendefinisikan dengan jelas konsep-konsep seperti "tingkat pendidikan," "produktivitas," dan "pertumbuhan ekonomi" (mengikuti prinsip Gellert).
 b. Menetapkan asumsi-asumsi dasar tentang bagaimana pendidikan mempengaruhi produktivitas dan bagaimana produktivitas agregat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi (analog dengan aksioma Euklides).
 c. Menerapkan logika matematika untuk menurunkan persamaan-persamaan yang menghubungkan variabel-variabel ini dan menghasilkan prediksi-prediksi teoretis (mengikuti prinsip Euklides).
 d. Menguji prediksi-prediksi ini menggunakan data empiris untuk melihat sejauh mana model tersebut sesuai dengan kenyataan.
Kesimpulan :
Meskipun Ekonomi Pendidikan adalah ilmu sosial empiris dan tidak dapat direduksi sepenuhnya menjadi sistem logika matematika formal, prinsip-prinsip dari logika C.F. Gellert yang menekankan kejelasan dan penalaran sistematis, serta metode aksiomatik-deduktif dari logika matematika Euklides, dapat memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan teori dan model yang lebih rigor dan koheren dalam mazhab Ekonomi Pendidikan.                                                                                                              Pendekatan ini dapat membantu meningkatkan ketelitian analisis, memperjelas asumsi-asumsi yang mendasari kesimpulan kebijakan, dan pada akhirnya memperkuat pemahaman kita tentang hubungan antara pendidikan dan ekonomi.           
                                                                Apakah ada aspek tertentu dari tautan ini yang ingin Anda diskusikan lebih lanjut?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Asep Rohmandar : Presiden Masyarakat Peneliti Mandiri Sunda Nusantara

Seruan untuk Keadilan dalam Publikasi Ilmiah bagi Peneliti dari Negara Berkembang dan Dunia Keempat

Prolog Buku Komunikasi Pendidikan Yang Efektif? By Asep Rohmandar