Meretas Bahasa di Era Cahaya Digital
Meretas Bahasa di Era Cahaya Digital
Oleh : Asep Rohmandar
Dalam bising sunyi gawai dan data,
kita mengagas, bukan sekadar berkata—
menaut nalar dan rasa
di antara piksel, pulsa, dan suara.
Pedagogi membisik lirih dari papan tulis digital,
memanggil guru menjadi kurator makna
bukan pengisi bejana.
Anak-anak zaman kini butuh tanya, bukan hanya jawabannya.
Andragogi melangkah bijak
menyapa dewasa yang terus bertumbuh
menjaring hikmah dalam jaringan,
mendewasakan bukan lewat umur—tetapi pencerahan.
Namun di tikungan algoritma
kadang demagogi menyelinap
mengaburkan logika dengan gema
membingkai opini jadi fakta semu
di tengah riuh kecerdasan retorika semata-mesin AI.
Kini komunikasi bukan sekadar pesan,
tapi perjuangan merebut makna.
Komunikasi pendidikan,
adalah seni menyulam manusia
di tengah pusaran data dan eksistensi maya.
Kita tak boleh diam,
harus meretas:
retas bias,
retas batas, retas virtual,
retas sunyi yang memisahkan guru, murid, dan masyarakat. Maka ambilah nilai, makna, isi, volume dalam kata kita.
Bandung, 19 Juni 2025
Komentar
Posting Komentar