SETS (Science, Environment, Technology, and Society) yang dikembangkan oleh Prof. Achmad Binadja dari Universitas Negeri Malang dan Semarang ?

Pertanyaan Anda mengacu pada konsep pendidikan Turbo Vision MBO yang berbasis OOP (Object-Oriented Programming) dan OOV (Object-Oriented Vision), dan bagaimana konsep ini dapat disepadankan dengan visi pendidikan Salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat) atau SETS (Science, Environment, Technology, and Society) yang dikembangkan oleh Prof. Achmad Binadja dari Universitas Negeri Malang. Anda juga menyebutkan kutipan dari Achmad Binadja yang menekankan bahwa manfaat pendidikan baru akan terasa di masa depan, sehingga pendidikan harus berorientasi ke depan. Anda meminta penjelasan tentang komponen, indikator, dan kriteria praksis dari visi ini. Semoga Saya bisa menjawabnya.  Berikut adalah penjelasan yang disederhanakan dan terstruktur berdasarkan informasi yang tersedia:1. Memahami Turbo Vision MBO, OOP, dan OOVTurbo Vision MBO: Istilah ini merujuk pada pendekatan pendidikan yang berfokus pada Management by Objectives (MBO), yaitu pendekatan berbasis tujuan yang jelas dan terukur. Dalam konteks pendidikan, Turbo Vision mengimplikasikan percepatan atau optimalisasi pencapaian tujuan pendidikan melalui strategi yang terarah dan terukur. Istilah "Turbo" menekankan kecepatan dan efisiensi dalam mencapai visi pendidikan.OOP (Object-Oriented Programming): Dalam konteks pendidikan, OOP dapat diartikan secara metaforis sebagai pendekatan yang modular, terstruktur, dan berfokus pada "objek" (misalnya, siswa, kurikulum, atau proses pembelajaran) yang saling terhubung untuk mencapai hasil optimal. Ini mencerminkan pendekatan sistematis dan terorganisir.OOV (Object-Oriented Vision): Istilah ini kurang umum, tetapi dapat diartikan sebagai visi pendidikan yang berfokus pada "objek" tertentu (seperti siswa, masyarakat, atau lingkungan) dengan pendekatan yang terarah dan berbasis tujuan jangka panjang. OOV menekankan visi yang jelas dan terstruktur untuk masa depan.Ketika disepadankan, Turbo Vision MBO yang berbasis OOP dan OOV dapat diartikan sebagai pendekatan pendidikan yang sistematis, terarah, dan berorientasi pada tujuan jangka panjang, dengan fokus pada efisiensi dan optimalisasi proses pembelajaran untuk menghasilkan dampak yang signifikan di masa depan.2. Hubungan dengan Visi Salingtemas/SETSProf. Achmad Binadja, seorang akademisi dari Universitas Negeri Semarang (bukan Universitas Negeri Malang, seperti yang disebutkan dalam pertanyaan Anda, berdasarkan sumber yang tersedia), mengembangkan model pembelajaran Salingtemas (SETS: Science, Environment, Technology, and Society). Model ini menekankan integrasi antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat dalam proses pembelajaran. Berikut adalah kaitan antara Turbo Vision MBO (OOP/OOV) dan Salingtemas: Kesamaan Visi: Baik Turbo Vision MBO maupun Salingtemas berorientasi pada masa depan. Turbo Vision MBO menekankan tujuan yang terukur dan efisien, sedangkan Salingtemas menekankan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata, dengan menghubungkan sains dan teknologi ke isu lingkungan dan masyarakat. Keduanya bertujuan menciptakan pendidikan yang berdampak jangka panjang.Pendekatan Sistematis: OOP dan OOV dalam Turbo Vision MBO mencerminkan pendekatan modular dan terstruktur, yang selaras dengan Salingtemas yang mengintegrasikan berbagai komponen (sains, lingkungan, teknologi, masyarakat) secara sistematis untuk membentuk literasi holistik.Fokus pada Dampak Masa Depan: Kutipan Achmad Binadja, “Apa yang kita lakukan di bidang pendidikan saat ini baru akan dirasakan manfaatnya pada masa depan,” menegaskan bahwa pendidikan harus dirancang dengan visi jauh ke depan, yang sejalan dengan Turbo Vision MBO yang menekankan tujuan jangka panjang.Dengan demikian, Turbo Vision MBO yang berbasis OOP dan OOV dapat disepadankan dengan Salingtemas karena keduanya mengedepankan pendekatan terstruktur, terarah, dan berorientasi pada dampak sosial dan lingkungan di masa depan.3. Komponen, Indikator, dan Kriteria Praksis Pendidikan Salingtemas Meskipun Anda menyebutkan belum menemukan komponen, indikator, atau kriteria praksis dari Salingtemas atau SETS, berikut adalah penjelasan berdasarkan sumber yang relevan: Komponen Salingtemas Model Salingtemas terdiri dari empat elemen utama yang saling terhubung: Sains: Pengetahuan dan proses ilmiah sebagai dasar pemahaman fenomena alam. Lingkungan: Kesadaran terhadap isu lingkungan, seperti keberlanjutan, polusi, dan konservasi. Teknologi: Pemanfaatan teknologi sebagai alat untuk menghubungkan sains dengan solusi praktis.Masyarakat: Dampak dan manfaat sains serta teknologi bagi kehidupan sosial dan budaya masyarakat.Indikator PraksisIndikator praksis adalah tanda-tanda keberhasilan penerapan Salingtemas dalam pembelajaran. Berdasarkan penelitian dan referensi, indikatornya meliputi:Peningkatan Proses Belajar: Siswa aktif dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah nyata yang terkait dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Contoh: Dalam penelitian di SMA Negeri 1 Paciran, proses belajar meningkat dari 70,82% pada siklus I menjadi 72,5% pada siklus II dengan pendekatan Salingtemas melalui Think-Pair-Share (TPS). Peningkatan Hasil Belajar: Siswa menunjukkan peningkatan nilai kognitif, seperti rata-rata nilai dari 80,56 pada siklus I menjadi 82,25 pada siklus II.Respons Positif Siswa: Siswa menunjukkan antusiasme dan keter engagement-an dalam pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Kemampuan Berpikir Kritis: Siswa mampu menghubungkan konsep sains dengan teknologi, lingkungan, dan masyarakat secara kritis dan komprehensif. Literasi Sains dan Teknologi: Siswa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hubungan sains dan teknologi dengan isu sosial dan lingkungan. Kriteria PraksisKriteria praksis adalah standar untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan Salingtemas. Kriteria ini mencakup: Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Pembelajaran harus berfokus pada isu nyata, seperti pengelolaan limbah, konservasi sumber daya, atau pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.Integrasi Empat Komponen: Pembelajaran harus secara eksplisit mengaitkan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat dalam setiap aktivitas.Keterlibatan Aktif Siswa: Siswa harus terlibat dalam kegiatan seperti praktikum, diskusi, atau proyek berbasis masalah (problem-based learning). Keberlanjutan Dampak: Pembelajaran harus menghasilkan kesadaran jangka panjang tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan teknologi secara bijak.Kesesuaian dengan Kurikulum: Pendekatan Salingtemas harus selaras dengan tujuan kurikulum, seperti Kurikulum 2013, yang menekankan kompetensi berpikir kritis dan pemecahan masalah. Contoh Implementasi PraksisPraktikum Kimia Berbasis Salingtemas: Pengembangan panduan praktikum kimia dasar berbasis Salingtemas di Universitas Bhinneka PGRI membantu mengatasi keterbatasan panduan praktikum dan meningkatkan pemahaman siswa tentang hubungan sains dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.Pendekatan TPS di SMA: Di SMA Negeri 1 Paciran, pendekatan Salingtemas melalui Think-Pair-Share meningkatkan proses dan hasil belajar biologi, dengan siswa lebih aktif dan antusias.Modul Kimia Lingkungan Berbasis Green Chemistry: Modul ini mengintegrasikan prinsip Green Chemistry untuk menciptakan pembelajaran yang ramah lingkungan, yang merupakan aplikasi langsung dari Salingtemas.4. Makna Kutipan Achmad BinadjaKutipan “Apa yang kita lakukan di bidang pendidikan saat ini baru akan dirasakan manfaatnya pada masa depan. Karena itu kita juga perlu mengacu ke masa depan untuk melihat kesesuainnya” menegaskan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang. Dalam konteks Salingtemas, ini berarti:Pendidikan harus dirancang untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan, seperti perubahan iklim, kemajuan teknologi, dan dinamika sosial.Pendekatan Salingtemas relevan karena mengajarkan siswa untuk berpikir holistik, memahami dampak sains dan teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat, yang akan sangat dibutuhkan di masa depan.Pentingnya evaluasi berkelanjutan untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dengan kebutuhan masa depan.5. KesimpulanTurbo Vision MBO yang berbasis OOP dan OOV sejalan dengan Salingtemas karena keduanya menekankan pendekatan terstruktur, terarah, dan berorientasi pada dampak jangka panjang. Salingtemas menawarkan kerangka kerja yang mengintegrasikan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, dengan komponen utama berupa keempat elemen tersebut. Indikator praksisnya mencakup peningkatan proses dan hasil belajar, respons positif siswa, serta kemampuan berpikir kritis. Kriteria praksisnya menekankan relevansi, integrasi, keterlibatan siswa, keberlanjutan, dan kesesuaian dengan kurikulum. Implementasi Salingtemas melalui praktikum, proyek, atau pendekatan seperti Think-Pair-Share telah terbukti efektif dalam meningkatkan literasi sains dan kesadaran lingkungan. Jika Anda ingin penjelasan lebih rinci tentang salah satu aspek, seperti contoh implementasi atau strategi pengembangan kurikulum berbasis Salingtemas, silakan komentari, beri masukan dan  beri tahu saya�. Terima kasih . Dayeuhkolot Bojongsoang Bandung, 10 Juni 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Asep Rohmandar : Presiden Masyarakat Peneliti Mandiri Sunda Nusantara

Seruan untuk Keadilan dalam Publikasi Ilmiah bagi Peneliti dari Negara Berkembang dan Dunia Keempat

Prolog Buku Komunikasi Pendidikan Yang Efektif? By Asep Rohmandar