Mesin Berseragam 25-28 Agustus 2025
Mesin Berseragam 25-28 Agustus 2025 Oleh Asroh kita
Kau tanggalkan nama pemberian ibumu,
Kau tanggalkan wajah manusiamu.
Lalu kau kenakan seragam, topeng, dan egomu,
Menjadi mesin dingin tak kenal haru.
Di balik tameng baja dan tatapan yang beku,
Adakah sisa nurani di sana untuk saudaramu?
Pentunganmu bukan lagi kayu, tapi godam penghancur mimpi,
Sepatu larsmu bukan alas kaki, tapi penjejak di atas sunyi.
Kau hantam kepala yang penuh dengan gagasan,
Kau tendang punggung yang membawa beban harapan.
Suara parau yang meminta keadilan,
Kau jawab dengan hantaman tanpa kasihan.
Darah membasahi aspal, mengubahnya jadi kanvas lara,
Rintih kesakitan menjadi lagu pengantar senja.
Kau lihat tubuh-tubuh yang lunglai dan terkapar,
Namun hatimu tak bergetar, jiwamu tak gentar.
Kau berdiri gagah di atas penderitaan,
Sebuah monumen bengis dari sebuah kekuasaan.
Nanti malam, saat kau pulang ke rumahmu,
Saat kau cuci darah kering dari tanganmu,
Dan saat kau lepas seragam yang jadi kebanggaanmu,
Mampukah kau menatap wajah anakmu?
Atau akan kau temui di sana, bayang-bayang mereka...
Yang kau buat jadi korban atas nama negara.
Bandung, 1 September 2025
Komentar
Posting Komentar