Negara-Negara yang Berkontribusi Terhadap Penurunan Nilai Demokrasi Dunia: Analisis Berdasarkan Data Freedom House 2024-2025
Negara-Negara yang Berkontribusi Terhadap Penurunan Nilai Demokrasi Dunia: Analisis Berdasarkan Data Freedom House 2024-2025
I. GAMBARAN UMUM KRISIS DEMOKRASI GLOBAL
Data Freedom House dalam laporan "The Uphill Battle to Safeguard Rights" (Freedom in the World 2025) mengonfirmasi bahwa dunia mengalami penurunan kebebasan untuk tahun ke-19 secara berturut-turut pada 2024. Dari total 195 negara dan wilayah yang dinilai, 60 negara mengalami deteriorasi dalam hak politik dan kebebasan sipil, sementara hanya 34 negara yang mencatat peningkatan. Hanya 20% dari populasi dunia yang hidup di negara-negara yang dikategorikan "bebas" (free).
II. NEGARA-NEGARA DENGAN PENURUNAN SKOR TERBESAR
A. Kategori Penurunan Drastis (Skor -6 hingga -7)
1. Kuwait (Penurunan: -7 poin)
Status Freedom House : Partly Free → Not Free
Kondisi Demonstrasi : Gelombang protes yang meningkat terhadap pembatasan kebebasan politik
Faktor Penyebab Penurunan :
- Pembubaran parlemen berulang kali oleh pemerintah
- Pembatasan ketat terhadap kebebasan berekspresi dan berkumpul
- Penindasan terhadap aktivis hak asasi manusia dan jurnalis
- Meningkatnya otoritarianisme dalam pengelolaan pemerintahan
- Penggunaan undang-undang siber untuk membungkam kritik
Dampak terhadap Protes :
- Demonstrasi pro-demokrasi yang semakin masif namun menghadapi represif keras
- Aktivisme digital yang meningkat meski dalam kondisi sensor ketat
- Ketegangan antara kelompok pro-reformasi dan establishment konservatif
2. Tunisia (Penurunan: -7 poin)
Status Freedom House : Partly Free
Kondisi Demonstrasi : Protes berkelanjutan terhadap otoritarianisme Presiden Kais Saied
Faktor Penyebab Penurunan :
- Konsolidasi kekuasaan absolut oleh Presiden Kais Saied sejak 2021
- Pembubaran parlemen dan penundaan pemilu berulang kali
- Penangkapan massal terhadap politisi oposisi, aktivis, dan jurnalis
- Pembatasan ketat terhadap media independen
- Kemunduran dramatis dari "model transisi demokratis" Arab Spring
Dampak terhadap Protes :
- Gelombang protes anti-pemerintah yang terus berlanjut meski menghadapi represif
- Demonstrasi buruh dan mahasiswa yang semakin terorganisir
- Aktivisme hak asasi manusia yang bergerak underground
- Emigrasi massal kaum muda dan intelektual (brain drain)
3. El Salvador (Penurunan: -6 poin)
Status Freedom House : Partly Free
Kondisi Demonstrasi : Protes terbatas akibat "state of emergency" yang berkepanjangan
a. Faktor Penyebab Penurunan :
- Pemberlakuan keadaan darurat (state of emergency) yang diperpanjang terus-menerus sejak 2022
- Penangkapan massal tanpa due process dalam "war on gangs"
- Kontrol ketat terhadap media dan pembungkaman jurnalis
- Konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden Nayib Bukele
- Intimidasi sistematis terhadap hakim dan jaksa independen
b. Dampak terhadap Protes :
- Demonstrasi hampir tidak mungkin dilakukan akibat keadaan darurat
- Self-censorship masif di kalangan masyarakat sipil
- Organisasi HAM beroperasi dalam kondisi sangat terbatas
- Dukungan publik terhadap kebijakan keamanan yang represif
4. Haiti (Penurunan: -6 poin)
a. Status Freedom House : Partly Free → Not Free
b. Kondisi Demonstrasi : Chaos politik dan keamanan yang membuatdemonstasi terorganisir hampir tidak mungkin
c. Faktor Penyebab Penurunan :
- Kolaps total institusi pemerintahan setelah pembunuhan Presiden Moïse (2021)
- Kontrol wilayah oleh kelompok bersenjata (gangs) mencapai 60% dari Port-au-Prince
- Krisis kemanusiaan akut dengan jutaan orang membutuhkan bantuan
- Ketidakamanan yang ekstrem membuat pemerintahan tidak berfungsi
- Intervensi internasional yang terbatas dan tidak efektif
d. Dampak terhadap Protes :
- Protes terorganisir hampir tidak mungkin karena kondisi keamanan
- Demonstrasi sporadis yang sering berubah menjadi kerusuhan
- Mobilisasi masyarakat sipil sangat terbatas karena ancaman kekerasan
- Exodus massal penduduk ke negara-negara tetangga
B. Kategori Penurunan Signifikan (Skor -3 hingga -5)
5. Myanmar
a. Status Freedom House : Not Free
b. Kondisi Demonstrasi : Resistensi sipil berkelanjutan terhadap junta militer
c. Faktor Penyebab Penurunan :
- Kudeta militer Februari 2021 yang menggulingkan pemerintah sipil
- Pembantaian sistematis terhadap demonstran pro-demokrasi
- Penangkapan ribuan aktivis, politisi, dan jurnalis
- Penutupan media independen dan pembatasan internet
- Perang saudara dengan kelompok etnis dan pro-demokrasi
6. Afghanistan
a. Status Freedom House : Not Free
b. Kondisi Demonstrasi : Protes terbatas, khususnya gerakan perempuan
c. Faktor Penyebab Penurunan :
- Pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban (Agustus 2021)
- Penghapusan hak-hak perempuan secara sistematis
- Pelarangan pendidikan perempuan dan pekerjaan perempuan
- Penindasan brutal terhadap demonstran, khususnya aktivis perempuan
- Tidak ada pemerintahan yang diakui internasional
7. Iran
a. Status Freedom House : Not Free
b. Kondisi Demonstrasi : Gelombang protes "Woman, Life, Freedom" dan represif brutal
c. Faktor Penyebab Penurunan :
- Represif brutal terhadap gerakan "Woman, Life, Freedom" (2022-2023)
- Pembunuhan sistematis demonstran oleh aparat keamanan
- Eksekusi massal aktivis dan demonstran
- Penutupan internet dan sensor media sosial
- Penindasan terhadap kelompok etnis dan agama minoritas
8. Hong Kong (China)
a. Status Freedom House : Partly Free → Not Free
b. Kondisi Demonstrasi : Protes hampir tidak mungkin akibat National Security Law
c. Faktor Penyebab Penurunan :
- Implementasi National Security Law yang represif (2020)
- Penangkapan massal aktivis pro-demokrasi
- Penutupan media independen seperti Apple Daily
- Pembubaran organisasi masyarakat sipil
- Emigrasi massal warga Hong Kong
9. Nicaragua
a. Status Freedom House : Not Free
b. Kondisi Demonstrasi : Protes dihancurkan secara sistematis
c. Faktor Penyebab Penurunan :
- Represif brutal terhadap protes 2018 yang menewaskan ratusan orang
- Penutupan ribuan NGO dan organisasi masyarakat sipil
- Pengusiran paksa tokoh oposisi dan aktivis
- Kontrol total terhadap media dan institusi pendidikan
- Konsolidasi kekuasaan dinasti Ortega-Murillo
III. NEGARA-NEGARA DENGAN PENURUNAN MODERAT NAMUN SIGNIFIKAN
A. Rusia
a. Faktor Penyebab :
- Perang terhadap Ukraina dan mobilisasi represif domestik
- Penindasan total terhadap media independen dan oposisi
- Penggunaan undang-undang "foreign agent" untuk memberangus civil society
- Penangkapan massal demonstran anti-perang
B. India
Faktor Penyebab :
- Penyalahgunaan lembaga penegak hukum untuk menyerang oposisi
- Pembatasan kebebasan pers dan sensor media
- Diskriminasi sistematis terhadap minoritas Muslim
- Penggunaan teknologi pengawasan untuk kontrol politik
C. Turki
Faktor Penyebab :
- Konsolidasi kekuasaan otoritarian Erdogan
- Penindasan terhadap media independen dan jurnalis
- Pembatasan kebebasan berkumpul dan berorganisasi
- Penyalahgunaan sistem peradilan untuk tujuan politik
D. Venezuela
a. Faktor Penyebab :
- Kontrol total terhadap institusi demokratis
- Represif terhadap oposisi politik dan media
- Krisis ekonomi yang memicu emigrasi massal
- Penggunaan kekerasan untuk menindas demonstrasi
IV. POLA DAN TREN GLOBAL PENURUNAN DEMOKRASI
A. Faktor-Faktor Umum Penyebab Penurunan
1. Otoritarianisme yang Menguat
- Konsentrasi kekuasaan di tangan eksekutif
- Pelemahan checks and balances institusional
- Penyalahgunaan keadaan darurat untuk tujuan politik
- Kultus personalitas pemimpin otoriter
2. Represif Terhadap Masyarakat Sipil
- Pembatasan ruang gerak civil society organizations
- Penangkapan sistematis aktivis dan pembela HAM
- Penggunaan undang-undang anti-terorisme untuk menekan dissent
- Intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis
3. Manipulasi Electoral dan Institusional
- Gerrymandering dan manipulasi sistem pemilu
- Penggunaan state resources untuk kampanye
- Kontrol terhadap media dan propaganda
- Pembatasan akses oposisi ke pemilu
4. Teknologi untuk Represi
- Pengawasan digital massal
- Sensor internet dan media sosial
- Penggunaan AI untuk identifikasi aktivis
- Cyber attacks terhadap media independen
B. Dampak Terhadap Gelombang Protes Global
1. Siklus Represif-Protes
- Semakin keras represi → semakin masif protes
- Escalation kekerasan dari kedua belah pihak
- Radikalisasi gerakan pro-demokrasi
- International intervention yang meningkat
2. Transformasi Metode Protes
- Shift dari protes street ke aktivisme digital
- Penggunaan teknologi enkripsi untuk koordinasi
- Strategi "leaderless resistance"
- Solidaritas transnasional yang menguat
3. Brain Drain dan Emigrasi Politik
- Exodus massal aktivis dan intelektual
- Pembentukan communities diaspora yang militant
- International lobbying untuk sanksi
- Kampanye awareness global
V. REGIONAL BREAKDOWN: HOTSPOTS KRISIS DEMOKRASI
A. Timur Tengah dan Afrika Utara
a. Negara Kritis : Tunisia, Kuwait, Iran, Afghanistan
b. Karakteristik : Rollback dari Arab Spring, fundamentalisme agama, konflik geopolitik
B. Amerika Latin
a. Negara Kritis : El Salvador, Haiti, Nicaragua, Venezuela
b. Karakteristik : Populisme otoriter, krisis keamanan, polarisasi politik ekstrem
C. Asia
a. Negara Kritis : Myanmar, Hong Kong, Afghanistan
b. Karakteristik : Military coups, authoritarian consolidation, geopolitical tensions
D. Sub-Sahara Afrika
a. Negara Kritis : Mali, Burkina Faso, Niger, Chad
b. Karakteristik : Military coups, jihadist threats, failed states
VI. NEGARA-NEGARA DENGAN IMPROVEMENT SIGNIFIKAN
A. Bangladesh (+5 poin)
a. Faktor Perbaikan :
- Jatuhnya pemerintahan Sheikh Hasina (Agustus 2024)
- Pembentukan pemerintahan interim yang lebih demokratis
- Pemulihan kebebasan pers dan ruang sipil
- Pembebasan tahanan politik
B. Sri Lanka (+4 poin)
a. Faktor Perbaikan :
- Recovery dari krisis ekonomi dan politik 2022
- Pemilu yang kredibel dan kompetitif
- Pemulihan institusi demokratis
- Stabilisasi ekonomi dengan bantuan internasional
C. Bhutan (+5 poin)
Faktor Perbaikan :
- Konsolidasi transisi demokratis
- Penguatan institusi demokratis
- Peaceful power transition
- Economic development yang inklusif
D. Syria (+4 poin)
Faktor Perbaikan :
- Jatuhnya rezim Assad (2024)
- Pembentukan pemerintahan transisi
- Pemulihan minimal layanan publik
- Return refugees yang terbatas
VII. IMPLIKASI UNTUK STABILITAS GLOBAL
A. Escalation Risiko Konflik
- 15 negara berisiko tinggi civil war dalam 2025
- Spillover effects ke negara tetangga
- Refugee crisis yang memburuk
- Terrorism dan extremism yang menguat
B. Economic Implications
- Divestment dari negara-negara otoriter
- Sanctions regimes yang semakin kompleks
- Trade disruptions dan supply chain issues
- Brain drain yang massive
C. Geopolitical Realignment
- Polarisasi dunia menjadi democratic vs authoritarian blocs
- Weakening international institutions
- Rise of alternative governance models
- Competition for influence di Global South
VIII. PROGNOSIS DAN PROYEKSI 2025-2026
A. Negara-Negara Berisiko Tinggi Degradasi Lebih Lanjut
1. Guatemala : Attacks on judicial independence
2. Poland : Rule of law concerns despite recent improvements
3. Brazil : Political polarization dan institutional stress
4. Mexico : Violence against journalists dan civil society
5. Philippines : Authoritarianism dan extrajudicial killings
B. Negara-Negara dengan Potensi Improvement
1. Pakistan : Military's reduced political role
2. Thailand : Gradual democratization process
3. Malaysia : Reform momentum under Anwar Ibrahim
4. Colombia : Peace process consolidation
5. Ecuador : Institutional strengthening efforts
IX. REKOMENDASI STRATEGIS
A. Untuk Komunitas Internasional
1. Targeted Sanctions : Smart sanctions terhadap perpetrators
2. Support Civil Society : Funding dan protection untuk aktivis
3. Media Freedom : Support untuk independent journalism
4. Electoral Assistance : Technical support untuk fair elections
B. Untuk Negara-Negara Demokratis
1. Democracy Promotion : Soft power dan cultural exchange
2. Economic Incentives : Trade benefits untuk democratic progress
3. Diplomatic Pressure : Multilateral pressure pada authoritarian regimes
4. Refugee Protection : Safe haven untuk activists dan dissidents
C. Untuk Masyarakat Sipil Global
1. Transnational Solidarity : Cross-border activism cooperation
2. Technology for Democracy : Digital tools untuk organizing
3. Documentation : Human rights violations recording
4. Advocacy : International lobbying untuk democratic values
X. KESIMPULAN
Data Freedom House 2024-2025 menunjukkan bahwa krisis demokrasi global telah mencapai titik yang mengkhawatirkan, dengan 60 negara mengalami penurunan kebebasan politik dan sipil. Negara-negara seperti Kuwait, Tunisia, El Salvador, dan Haiti memimpin dalam kategori penurunan skor terbesar, mencerminkan berbagai pola otoritarianisme mulai dari konsolidasi kekuasaan eksekutif hingga kolaps total institusi negara.
Fenomena demonstrasi massal yang terjadi sebagai respons terhadap penurunan kebebasan ini menciptakan siklus yang kompleks: semakin keras represif pemerintah, semakin masif protes yang muncul, yang kemudian memicu represif yang lebih keras lagi. Pola ini terlihat jelas di negara-negara seperti Iran dengan gerakan "Woman, Life, Freedom", Myanmar dengan resistensi terhadap junta militer, dan Tunisia dengan protes berkelanjutan terhadap otoritarianisme Kais Saied.
Yang mengkhawatirkan adalah bahwa penurunan ini tidak terbatas pada satu region atau tipe pemerintahan tertentu, melainkan merupakan fenomena global yang mencakup negara-negara dengan tradisi demokratis yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya faktor-faktor struktural global yang mendorong erosi demokrasi, mulai dari polarisasi politik, penyalahgunaan teknologi untuk represi, hingga lemahnya institusi internasional dalam melindungi nilai-nilai demokratis.
Namun, kasus-kasus improvement seperti Bangladesh, Sri Lanka, Bhutan, dan Syria menunjukkan bahwa reversal tetap mungkin terjadi melalui mobilisasi masyarakat sipil, tekanan internasional, dan momentum politik yang tepat.Yang Mungkin juga Indonesia menuju Persemakmuran Nusantara, akan tetapi tantangan ke depan adalah bagaimana komunitas internasional dan civil society global dapat bekerja sama untuk mendukung kekuatan-kekuatan demokratis di negara-negara yang sedang mengalami degradasi, sambil mencegah spillover effects yang dapat mengancam stabilitas regional dan global.
REFERENSI
1. Freedom House. (2025). Freedom in the World 2025: The Uphill Battle to Safeguard Rights. Freedom House. https://freedomhouse.org/report/freedom-world/2025/uphill-battle-to-safeguard-rights
2. Democracy Without Borders. (2025). "Freedom House reports 'global freedom decline' for 19th consecutive year." February 28, 2025. https://www.democracywithoutborders.org/35074/freedom-house-reports-global-freedom-decline-for-19th-consecutive-year/
3. Freedom House. (2025). "NEW REPORT: Amid Unprecedented Wave of Elections, Political Violence and Armed Conflict Fueled 19th Consecutive Year of Decline in Global Freedom." https://freedomhouse.org/article/new-report-amid-unprecedented-wave-elections-political-violence-and-armed-conflict-fueled
4. Freedom House. (2024). Freedom in the World 2024: The Mounting Damage of Flawed Elections and Armed Conflict. Freedom House. https://freedomhouse.org/report/freedom-world/2024/mounting-damage-flawed-elections-and-armed-conflict
5. International IDEA. (2025). *The Global State of Democracy 2025: Democracy on the Move*. International IDEA. https://www.idea.int/publications/catalogue/html/global-state-democracy-2025-democracy-move
6. Axios. (2024). "Freedom House rankings show global decline in democracy." February 29, 2024. https://www.axios.com/2024/02/29/freedom-house-rankings-democracy-decline
7. PublicNow. (2025). "Freedom House: Largest increases and declines in freedom scores 2024." https://www.publicnow.com/view/A13F86BCCC1FF9E64C21CDE3E0A5202E47B45591
8. Romania Insider. (2025). "Freedom House: Global decline in freedom in 2024, Romania facing 'increasing pressure'." February 26, 2025. https://www.romania-insider.com/freedom-house-global-decline-freedom-2024-romania
9. University of Padova - Human Rights Centre. (2025). "Freedom House: Freedom in the World 2025 Report has been released." March 10, 2025. https://unipd-centrodirittiumani.it/en/news/freedom-house-freedom-in-the-world-2025-report-has-been-released-the-uphill-battle-to-safeguard-rights
10. Freedom House. (2024). 2024 Year in Review. https://freedomhouse.org/impact/2024
Komentar
Posting Komentar