The Voice of the Fourth World: Message of Pain and Hope to the World

Suara Dunia Keempat: Pesan dari Luka dan Suka untuk Dunia                                                            dari https://www.formosa.news/2025/09/mendengar-sirene-peringatan-warning.html?m=1

The Voice of the Fourth World: Message of Pain and Hope to the World


I. Suara dari Luka – Voice from the Wounds

Kami berbicara dari tepi sunyi sejarah,
dari tanah yang pernah dijanjikan, namun terlupakan.
Kami menanam padi di ladang janji,
tapi menuai debu dari ekonomi yang tak mengenal nurani.
Kami menulis peradaban di pasir waktu,
sementara tinta keadilan mengering di ruang sidang dunia.

We speak from the silent edge of history,
from lands once promised, now forsaken.
We sow rice in the field of promises,
but harvest dust from an economy without conscience.
We inscribe civilization upon the sand of time,
as the ink of justice dries in the chambers of the world.


II. Suka yang Tak Pernah Padam – The Unfading Joy

Namun, dari luka tumbuh doa,
dari derita lahir makna yang suci:
bahwa manusia bukan angka, bukan data,
tapi jiwa yang punya cinta, asa, dan cahaya.

Kami masih menari di bawah hujan harapan,
menyanyikan lagu-lagu air dan tanah
tentang masa depan yang tak bisa dijajah,
tentang anak-anak yang tersenyum meski dunia tak menatap.

Yet from pain grows a prayer,
from suffering emerges sacred meaning:
that humankind is not data nor digits,
but souls of love, hope, and light.
We still dance beneath the rain of hope,
singing the songs of water and earth,
of futures no empire can colonize,
of children smiling though unseen by the world.


III. Solusi dari Hati yang Tak Pernah Menyerah – Solutions from the Unyielding Heart

Kepada para pemimpin dunia,
kami tidak meminta belas kasih,
kami memohon kesetaraan yang nyata,
ekonomi yang berjiwa, ilmu yang membebaskan,
politik yang mendengar,
dan lembaga internasional yang melayani nurani,
bukan kepentingan.

Berikan ruang bagi suara kecil kami,
karena di sanalah gema keutuhan manusia tinggal.
Bangunlah dunia bukan di atas laba,
melainkan pada cinta yang bekerja.

To the leaders of the world,
we ask not for mercy,
but for genuine equality—
an economy with soul, knowledge that liberates,
politics that listens,
and institutions that serve conscience, not interests.
Give space for our quiet voices,
for within them lives the wholeness of humankind.
Build the world not upon profit,
but upon love that labors.


IV. Harapan Universal – A Universal Hope

Suatu hari, dunia akan belajar
bahwa kekuatan sejati bukanlah dominasi,
melainkan kemampuan untuk berbagi kehidupan.
Bahwa kemajuan bukanlah menaklukkan,
melainkan memahami dan memelihara.

One day, the world will learn
that true power is not domination,
but the capacity to share life.
That progress is not conquest,
but understanding and care.

Dan ketika itu tiba,
Dunia Keempat tidak lagi menjadi “yang lain,”
melainkan cermin bagi semua bangsa,
yang mengingatkan:
kita tidak akan selamat sendirian,
kita hanya akan selamat bersama.

And when that day comes,
the Fourth World will no longer be “the other,”
but the mirror of all nations,
reminding us:
we shall not survive alone,
we shall only survive together.


Epilog – Epilogue

Biarlah suara kami menjadi arah,
biarlah luka kami menjadi pelajaran,
biarlah suka kami menjadi cahaya,
dan biarlah dunia—akhirnya—
menjadi rumah bagi semua yang bernama manusia.

Let our voice be the compass,
let our wounds be the wisdom,
let our joy be the light,
and let the world—at last—
be home to all who are called human.


Sundaland, 21 Oktober 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Asep Rohmandar : Presiden Masyarakat Peneliti Mandiri Sunda Nusantara

Visi dan Misi Asep Rohmandar sebagai penulis dan peneliti

Prolog Buku Komunikasi Pendidikan Yang Efektif? By Asep Rohmandar